X : Eh nilai ujian loe gmana?
Y : Cuman dapet B
X : Tau nilai anak – anak yang lain gak? Lulus semua?
Y : Kayaknya yang gak lulus cuman si A
X : Oya? Kok bisa? Dia bukannya pinter ya?
Sambil berlalu, saya teringat fakta – fakta bahwa banyak individu yang ‘dianggap’ pintar oleh lingkungan ternyata tidak mendapat kesuksesan dalam dunia akademis seperti yang diperkirakan banyak orang. Meskipun hasil tes intelejensi menunjukan hasil yang baik, namun pada kenyataannya prestasi tidak juga didapat.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan akademis seseorang. Diantara faktor – faktor tersebut, faktor motivasi pribadi dikatakan sebagai faktor yang paling mempengaruhi. Individu dengan tingkat kecerdasan yang tinggi belum tentu memiliki prestasi akademis yang juga tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh motivasi yang dimiliki individu tersebut. Dengan kata lain, individu yang memiliki minat pada sebuah pelajaran / mata kuliah tertentu besar kemungkinan akan mendapat nilai lebih baik dibanding individu yang tidak memiliki minat pada pelajaran / mata kuliah tersebut.
Pada kenyataannya, tidak semua individu dapat memilih mata pelajaran yang disukainya. Pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah, individu dihadapkan pada mata pelajaran yang umum. Hampir sebagian besar individu tidak diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajar sesuai dengan pilihannya masing – masing. Penelitian menunjukan bahwa individu yang memiliki perasaan ‘terpaksa’ ketika mempelajari sesuatu cenderung tidak akan memiliki prestasi akademis yang baik. Oleh karena itu diperlukan berbagai masukan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran yang tidak disenangi oleh para pelajar. Berikut adalah cara – cara yang dapat digunakan baik dari sisi individu itu sendiri serta dari lingkungan (pengajar maupun orang tua):
Pelajar
1. Tentukan cita-cita yang ingin diraih di masa depan. Setelah itu, buat target jangka pendek dan jangka panjang.
Jika anda memiliki cita – cita ingin menjadi dokter, maka buatlah target jangka pendek (seperti harus mendapatkan nilai A saat UAS pelajaran Matematika dan Biologi) dan buatlah juga target jangka panjang (terus mendapat nilai A pada pelajaran Matematika, Biologi, dan mata pelajaran yang di UAN-kan sehingga lebih besar kemungkinan mendapatkan PMDK / beasiswa ). Melalui target dan cita – cita, diharapkan individu menjadi lebih focus dan semangat untuk belajar dan berprestasi sehingga motivasi belajar dapat meningkat.
2. Memberikan penghargaan buat diri sendiri ketika target yang ditetapkan tercapai. Penghargaan dapat dipilih sendiri sesuai dengan minat pribadi. Dengan begitu, individu lebih semangat untuk berusaha mencapai target yang diinginkan.
3. Mengatur cara belajar sendiri atau biasa dikenal dengan regulasi diri. Regulasi diri berarti individu dapat mengatur cara belajanya sendiri dan mengatur perasaan yang dialami ketika belajar. Seperti kenali cara belajar seperti apa yang paling efektif untuk Anda, apakah dengan cara melihat/visual (melalui gambar – gambar), dengan cara mendengar/auditori (melalui diskusi) atau dengan cara bergerak dan bekerja/kinestetik (melalui pengalaman langsung yang dilakukan sendiri). Dengan begitu, individu lebih fokus dan tidak terganggu dalam belajar.
4. Kenalilah tujuan dari pelajaran tersebut untuk kehidupan Anda di masa yang akan datang. Seperti ketika Anda mempelajari Kimia, ketahuilah bahwa kimia digunakan dalam banyak kehidupan kita sehari - hari. Begitu juga dengan Fisika, Matematika, dan mata pelajaran lainnya.
Lingkungan
1. Untuk orang tua / Guru: Ketahui minat anak secara mendalam. Kemudian berikan kebebasan pada anak untuk memilih sendiri topic yang akan dipelajari. peran orang tua dan guru hanya mengarahkan dan memfasilitasi. Adanya minat yang besar pada suatu hal membuat anak terdorong untuk mengetahui lebih dalam. Meskipun demikan, cobalah untuk mengenalkan anak pada sebanyak mungkin topic serta metode belajar, sehingga anak juga dapat mengetahui apa yang paling efektif untuk dirinya.
2. Dalam mengajarkan anak, gunakanlah kata-kata yang dapat memotivasi, seperti ingin mengajarkan materi yang lebih sulit, perkenalkan anak bahwa materi yang akan diajarkan adalah materi yang sangat ‘menarik’.Selain itu, cobalah untuk selalu memberikan apresiasi positif, seperti:
“bagus, bagus.. ayo sedikit lagi bisa”,
“ayo jangan patah semangat, pasti bisa”,
“wah bagus sekali hasilnya, tingkatkan terus ya”.
3. Diharapkan hal tersebut dapat terus meningkatkan semangat anak, sehingga akhirnya target yang dimiliki pun dapat tercapai
4. Ajarkan anak untuk membuat target belajar yang realistis. Diharapkan target yang ditetapkan menyesuaikan dengan kelebihan dan kekurangan anak (jangan terlalu mudah ataupun terlalu sulit)
5. Gunakan alat bantu mengajar yang menarik. Untuk anak-anak, dapat menggunakan benda konkrit yang dapat menarik perhatiannya. Untuk anak yang sudah lebih besar seperti remaja, dapat menggunakan berbagai sumber bacaan, di luar buku pelajaran di sekolah.
Cara – cara diatas merupakan cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar individu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, individu yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung lebih berhasil dalam akademis. Hal tersebut terjadi karena dengan tingginya motivasi, maka individu menjadi lebih ‘tahan’ terhadap hambatan dalam belajar. Selain itu, individu juga menjadi lebih fokus dalam mempelajari segala sesuatu yang sejalan dengan motivasinya tersebut. Adapun individu yang berhasil secara akademis memiliki kecendrungan yang lebih tinggi untuk memiliki karir yang lebih baik di masa yang akan datang.
Sumber:
Gage, N.L. & Berliner, D.C. (1991). Educational Psychology (5th ed.). Boston: Houghton Mifflin Harcourt
West, A., Pennel, H. (2003). Underachievement in school. London: RoutledgeFalmer.
Oleh : Arafani Saezarina (mahasiswa program magister peminatan pendidikan Fakultas Psikologi UI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Kunjungannya, Silahkan Komentarnya ditunggu....